uimin Diharja, arsitek PSMS tidak berani memasang target muluk-muluk saat anak asuhnya menjamu PSSB Bireuen dalam lanjutan Divisi Utama Liga Indonesia yang berlangsung di Stadion Teladan Medan, hari ini. Mentan pelatih Persikabo ini hanya mengisyaratkan jika timnya akan tampil dengan ciri khas PSMS selama ini, yakni tampil ngotot dengan gaya rap-rap.
Kendati demikian bukan berarti Suimin tak menginginkan kemenangan. Apalagi selama ini, raihan tiga angka selalu diraih oleh tim berjuluk Ayam Kinantan bila tampil di hadapan pendukungnya sendiri.
Lantas kenapa Suimin berani mengeluarkan statemen seolah timnya takkan tampil all out saat menjamu PSSB?
Usut punya usut, ternyata saat ini beredar kabar yang menyebutkan jika mantan pelatih termahal di Indonesia itu akan didepak oleh salah seorang oknum pengurus PSMS.
Dikonfirmasi mengenai masalah tersebut di Stadion Kebun Bunga Medan, Minggu (6/12) dua pengurus PSMS Hardi Mulyono selaku Sekretaris Umum dan Julius Raja selaku Kepala Bidang Teknis tak mampu memberi jawaban yang memuaskan.
“Benar jika kami akan melakukan evaluasi sepulang Ketua Umum dari luar negeri. Tapi jujur saja, terkait isu pemecatan terhadap Suimin, baru kali ini saya mendengarnya,” kata Hardi.
Terlepas dari benar tidaknya pengakuan yang dilontarkan Hardi Mulyono tadi, sesungguhnya apa yang terjadi jelas menggangu konsentrasi tim. Bahkan ketika pemain pertama kali mendengar isu tersebut, beberapa di antaranya berniat melakukan aksi mogok latihan.
Nah, kondisi inilah yang coba ditenangkan oleh Suimin. “Saya mendengar masalah ini dari pemain. Sepertinya mereka (pemain, Red) tidak senang ketika mendengar kabar yang menyebutkan saya akan dipecat. Hal itu mereka buktikan Sabtu (5/12) pagi lalu, yang mana seluruh pemain menolak berlatih sebelum saya membeberkan apa yang terjadi,” terang Suimin.
“Saya masih yakin bisa meredam ganjang-ganjing yang meresahkan pemain tadi. Semoga saat bertanding nanti, isu pemecatan itu tidak merusak konsentrasi mereka,” harap pelatih berusia 58 tahun itu.
Ya, konsentrasi tingkat tinggi mutlak dibutuhkan tim Ayam Kinantan kalau ingin memetik hasil bagus di kandang sendiri. Tak pelak, kondisi ini membuat tekanan menjadi lebih besar dibanding kondisi normal.
Beruntung, saat tim Ayam Kinantan sedang limbung akibat isu pemecatan tadi, di saat itu pula mental pemain PSSB sedang anjlok.
Pasalnya, kekalahan 0-1 yang diderita dari Semen Padanga beberapa hari lalu, ternyata masih menyisakan sesal berkepanjangan.
Ya, kubu PSSB mengaku jika mereka diperlakukan tidak adil oleh wasit yang memimpin pertandingan.
Parahnya lagi, di saat mental pemain belum pulih secara keseluruhan, Rudi Sari, pelatih PSSB yang juga mantan pelatih PSMS hanya bisa pasrah saat tiga pemain asing yang dikontrak PSSB belum bisa dimainkan.
Menurut manajer tim PSSB Mofin, kondisi ini tercipta karena manajemen PSSB dua musim lalu meninggalkan utang senilai Rp1 milyar.
“Regulasi PT Liga Indonesia, bahkan FIFA mengharuskan kami membayar hutang itu. Jika kami tak mampu membayarnya, maka kami tidak bisa menurunkan pemain asing yang kami miliki,” ungkap Mofin.
“Apa pun ceritanya kami harus berusaha tampil sebaik mungkin, guna meraih kemenangan atas tim tuan rumah yang didukung puluhan ribu suporternya,” kata Mofin
No comments:
Post a Comment