Batu loncatan Liestiadi mantan pelatih PSMS Medan lumayan juga. Tak sampai satu musim menjadi arsitek PSMS, namun kemampuannya lumayan diperhitungkan klub lain. Buktinya kini pelatih yang telah mengantongi lisensi A itu berlabuh di Arema Malang, walaupun hanya menjadi asisten pelatih.
Pengakuan Liestiadi yang dihubungi Selasa (8/9) kemarin, setidaknya ada tiga klub yang berminat dengan tenaganya. Bahkan ada dua yang memintanya jadi pelatih kepala. Pertama, Persiraja Banda Aceh dan Persiwa Wamena. Karena beberapa alasan, kedua klub ini akhirnya ditolaknya.
Pelatih yang sempat menjadi tim seleksi PSMS baru-baru ini akhirnya memutuskan berlabuh di Arema. “Persiraja baru sebatas menghubungi tidak ada tindak lanjut. Persiwa saya pikir terlalu jauh dengan keluarga di Medan. Akhirnya saya pilih Arema walau hanya jadi asisten,” kata Liestiadi sumringah.
Pelatih yang mengawali karir di SSB Tasbih ini terikat kontrak hingga satu musim ke depan. Namun dia enggan menyebutkan nilai kontraknya. “Arema salah satu tim bagus di Indonesia. Dan saya hargai keseriusan mereka meminang saya. Saya dipanggil ke sana dan diberikan tiket, maka itu saya bersedia mengikat kontrak satu musim bersama Singo Edan,” pungkas pelatih berdarah Tionghoa itu.
Menanggapi karirnya yang cukup cemerlang, Jhon Ismadi Lubis Pembina SSB Tasbih menyambut baik keberhasilan Liestiadi. “Liestiadi itu pelatih yang masih muda. Dan dia berasal dari kalangan pendidik, maka itu dia punya kelebihan bisa dekat dengan pelatih. Di samping itu, Liestiadi juga punya semangat belajar yang terus menerus. Saya yakin, dengan jam terbang yang mulai dibangunnya kini, pasti dia bisa menjadi pelatih besar di kemudian hari,” kata Jhon yang juga menjabat Ketua Harian KONI Sumut itu
No comments:
Post a Comment