Untuk tingkat Asia, PSMS berbangga melaju ke babak 16 besar. Namun pada kompetisi tingkat nasional, tim berjulukan Ayam Kinantan tidak dapat berbuat banyak. Nyaris degradasi dari Liga Super Indonesia dan bertarung mempertahankan gengsi di babak playoff melawan Persebaya Surabaya, kemudian terdepak di Copa Dji Sam Soe Indonesia.
Ini bukan hanya menjadi perhatian kalangan sepakbola Medan dan umumnya Sumatera Utara. Kalangan pemerhati sepakbola Papua dan wartawan ibukota juga menyesalkan anjloknya prestasi PSMS tersebut. Tentunya kita berharap ke depan dapat lebih baik lagi, karena PSMS adalah tim yang telah memiliki nama bukan hanya tingkat nasional, tetapi internasional.
Jarot Supriadi, salah satu asisten pelatih Persipura menilai, manajemen PSMS salah menempatkan orang yang duduk di posisi penting dalam tim. Daniel Siahaan, wartawan harian olahraga Go Sport Jakarta, sepakat dengan Jarot. "Ya memang. Kita berharap PSMS dapat bangkit dan tetap bertahan di kompetisi bergengsi nasional ini," terangnya.
Di Medan banyak pemerhati dan pembina sepakbola yang sudah memiliki akses di tingkat nasional, hendaknya dapat menyatukan persepsi dalam mengembalikan kejayaan tim Ayam Kinantan. Itu cukup berasalan. Sebab, Jayapura yang hanya 1/3 dari Kota Medan yang berpenduduk dua juta jiwa lebih, tapi prestasi klubnya luar biasa.
Itu hendaknya menjadi perhatian bagi insan sepakbola Medan agar prestasi daerah ini bisa lebih baik lagi
No comments:
Post a Comment