Di awal kompetisi Super Liga 2009, Sihar Sitorus selaku manager PSMS menargetkan Affan Lubis dkk bisa menjuarai Super Liga 2009, meskipun home base PSMS saat itu bukan di Medan dan harus menjadi tim musafir karena stadion Teladan tak lolos verifikasi. Tapi target tesebut berbalik 180 derajat dan justru saat ini PSMS diharapkan dapat selamat dari zona degradasi.
Sekedar mengingatkan dipertandingan pembuka Super Liga PSMS yang percaya diri ternyata hanya mampu bermain imbang melawan tim penuh kejutan Persiwa Wamena. Bahkan di putaran pertama PSMS hanya mampu meraih satu kali kemenangandan beberapa kali hasil seri. Tak pelak PSMS pun saat itu dijuluki tim yang paling sering bermain imbang.
Lebih parah lagi, PSMS yang ditargetkan dapat menjuarai Super Liga malah terpuruk di zona degradasi. Sulitnya meraih kemenangan difaktorkan karena pengaruh stamina pemain yang cepat terkuras.
Berbagai cara dilakukan Sihar Sitorus, mulai dari pergantian pelatih dan merombak separuh amunisinya di transper window putaran pertama.
Rekor pun tercipta, PSMS menjadi satu-satunya tim di Super Liga bahkan dunia yang mengganti pelatihnya sebanyak lima kali dalam satu musim kompetisi, dari era Iwan Setiawan, Erick Williams, Luciano Leandro, Liestiadi dan yang terakhir Rudi William keltjes. Bahkan asisten pelatih Rudi Saari dan pelatih kiper Mardiyanto pun ikut menjadi korban.
Diera kepelatihan Rudi William Keltjes PSMS sedikit mengalami peningkatan permainan. Dari empat partai yang di jalaninya bersama PSMS, hasilnya mampu meraih dua kemenangan di AFC Cup. Sekali di Super Liga dan satu kali hasil imbang dan mampu mendongkrak posisi ayam kinantan diklasemen sementara.
Semoga dengan datangnya Rudi William keltjes PSMS dapat lebih memperbaiki permainannya dan meraih kemenangan di sisa partai Super Liga dan dapat memperbaiki posisi untuk menjauh dari zona degradasi di akhir kompetisi
No comments:
Post a Comment