Tak tanggung-tanggung. Akibat kurang pro aktifnya manajemen PSMS mengenai persoalan keuangan yang terjadi, sejak Kamis (15/3) pagi, Markus dkk terpaksa menikmati jatah makan dengan nasi bungkus.
Kucuran dana yang diharapkan dari pihak sponsor utama Bakrie Plantation tak kunjung turun. Akibatnya, tunggakan gaji 2,5 bulan, operasional tim hingga kebutuhan makan skuad dan hak-hak Raja Isa hingga kemarin (15/3) tak kunjung terselesaikan.
Harusnya aktivitas makan bersama seluruh pemain dilakukan di dapur mess Kebun Bunga, kini skuad asuhan Suharto AD ini harus menikmati nasi bungkus di masing-masing kamar.
Hal ini terjadi karena bagian dapur juga tak lagi memasak untuk tim. Tentunya ditengarai karena keterlambatan pasokan dana, sehingga penanggung jawab dapur mess Kebun Bunga yang menyediakan menu untuk skuad Ayam Kinantan ini tak bisa bertahan.
Beberapa pemain PSMS tampak tak ingin mempermasalahkan soal ini. Pemain lain juga tampak memilih diam dan tetap menjalankan aktivitas latihan seperti biasa. “Sampai saat ini kita masih memegang janji manajemen. Tapi, memang sulit juga kalau begini,” ungkap seorang pemain yang tak mau namanya dikorankan.
“Kita punya keluarga yang harus dinafkahi. Kalau begini, kita juga jadi harus menenangkan mereka, memberitahu mereka kalau semua pemain baik-baik saja di sini. Sejauh ini kondisi tim memang baik, hanya masalah keterlambatan gaji saja,” tambahnya.
Sementara itu, CEO PSMS Idris masih tetap berkilah tak ada masalah mengenai pendanaan di tubuh PSMS. “Enggak ada masalah dana di PSMS,” kutatnya.
Mengenai “menu” nasi bungkus, Idris mengaku ibu dapur mess Kebun Bunga sedang dalam keadaan sakit. “Ibu dapur sedang sakit, jadi pemain makan nasi bungkus. Itu hal biasa dan bisa saja terjadi,” jelas Idris.
“Kalau ibu dapur engak mau masak lagi, masih banyak yang mau masak untuk pemain,” katanya lagi. (jpnn)
No comments:
Post a Comment