Wednesday, November 16, 2011

CEO Bikin Pening

MEDAN – PSMS masih berkutat pada permasalahan penentuan figur Chief Executive Officer (CEO) di musim kompetisi Indonesian Premier League (IPL) 2011/2012. Beredar kabar, Ketua Umum PSMS yang juga wali kota Medan, Rahudman Harahap pening menentukan siapa yang paling pas duduk di posisi krusial itu.

Salah satu dari dua nama dikabarkan bakal menduduki posisi tersebut. Keduanya merupakan pelaksana teknis PSMS yang ditunjuk langsung oleh Rahudman Harahap yakni Iswanda Ramli dan Idris.

Iswanda Ramli yang sebelumnya menyatakan akan bertemu dengan wali kota Medan itu Jumat (11/11) malam mengaku batal melaporkan kesepakatan yang dicapai pihak konsorsium dan PSMS pada pertemuan teknis klub IPL di Hotel Alila Jakarta Rabu (9/11) lalu.

“Wali kota berhalangan karena banyak kegiatan. Kami pun batal bertemu dengan beliau tadi malam (Jumat 11/11). Kemungkinan besok (hari ini) pertemuan akan digelar. Saya dan Idris akan bertemu dengan beliau,” katanya lagi.
Dia meyakini, pertemuan dengan wali kota tersebut akan memutuskan siapa CEO PSMS Medan.
“Besok (hari ini) saya rasa sudah akan ditentukan mengingat waktu semakin mepet,” ungkapnya.

Baik Iswanda Ramli maupun Idris sebelumnya mengaku bersedia jika ditunjuk sebagai CEO. Namun kelompok suporter PSMS senada mengutarakan penolakan terhadap Idris jika akhirnya diputuskan menjadi CEO.
Presiden KAMPAK Johan Ferzy Simangunsong yang ditemui di Stadion Teladan Medan kemarin mengatakan, buruknya kinerja Idris sebagai manajer PSMS musim lalu sekaligus sekretaris umum PSMS hampir dua musim lamanya membuatnya seharusnya tidak lagi mendapat tempat di PSMS.

“Jelas kami katakan, kinerja Idris sangat jeblok. KAMPAK menolak dia sebagai CEO lantaran melihat apa yang sudah dibuatnya untuk PSMS sangat buruk. Bukannya prestasi yang dia berikan, namun kebobrokan-kebobrokan,” ungkapnya.

Dengan tegas Johan menyebutkan, jika Idris menjabat CEO, PSMS bakal terperosok jauh dan akhirnya tenggelam.
“Lagipula apa di Medan ini cuma Idris yang harus ke PSMS. Apa hanya dia yang bisa jadi CEO?. Jika harus memilih, kendati baru ditunjuk sebagai pelaksana teknis, Iswanda Ramli pantas mengisi jabatan itu,” tukasnya.
Baik-buruknya Iswanda saat menjabat CEO menurutnya urusan belakangan. Yang jelas, dibanding Idris, pria yang akrab disapa Nanda itu disinyalir lebih baik.

“Kami memang belum bisa menilai kinerja Nanda, tapi memilih yang terbaik di antara yang terburuk itu saya rasa wajar saja. Bukan masalah dukung-mendukung, kami hanya berharap PSMS ini
bisa keluar dari masa suram,” ucapnya lagi.

Senada salah seorang pendiri PSMS Medan Fans Club (PFC) Pio Paulus Sembiring menyatakan, kegelisahan mantan pemain PSMS terhadap pengurus PSMS musim lalu seharusnya membuat pengurus sadar diri dan mundur.
“Keluhan mereka itu secara tidak langsung merupakan keluhan seluruh masyarakat pencinta PSMS. Pengurus harus mundur. Serahkanlah kepengurusan kepada orang yang baru dan profesional,” ucapnya.
Ketua PFC Rahmad Nur Lubis juga tak ingin Idris duduk di kursi CEO.

“Kita minta ketegasan Ketum dalam hal pemilihan CEO ini, Karena kendalinya ada di tangan Ketum. Dilihat dari sisi prosesnya, Idris terlihat teramat ambisius dan seperti ngebet sekali ingin jadi CEO. Ada apa?
Dilihat dari sisi kapabilitas, Idris jelas gagal karena musim lalu gagal memenuhi targetnya membawa PSMS lolos paling tidak ke Semi final Divisi Utama,” bebernya. (saz)

No comments: