Di liga yang tak mengenal sistem "batas transfer window" seperti Liga Indonesia di musim ini (baik ISL maupun IPL), klub-klub bisa terus melakukan bongkar pasang meski kompetisi sudah berjalan. Satu kondisi yang walau tak ideal menjadi semacam "kabar baik" bagi klub- klub peserta liga, tak terkecuali PSMS Medan.
Dua laga kandang kontra Mitra Kukar dan Persisam Samarinda menunjukkan masih adanya kelemahan di tubuh Ayam Kinantan. Terutama di lini depan. Taktikal menempatkan Osas Saha sebagai striker tunggal dan menumpuk lima gelandang memang berhasil meredam keunggulan teknis dua klub kaya asal Kalimantan tersebut. Namun di sisi lain, daya gedor PSMS berkurang drastis. Pasalnya, PSMS tidak memiliki gelandang-gelandang yang memiliki naluri menyerang -apalagi "insting membunuh"-yang tinggi. Tumpuan tetap saja pada Osas Saha yang tentunya sulit berkembang di tengah kepungan bek lawan.
Kekurangan ini bukan tak disadari tim pelatih PSMS. Menduetkan Saha dengan striker lain jadi pilihan paling logis. Namun kenapa hal ini tidak dilakukan?
"Saya memercayai penyerang lokal. Ada saatnya nanti mereka akan saya turunkan," katanya di Medan, kemarin.
Pernyataan Raja Isa kembali mencuat jadi pertanyaan karena saat ini, dua penyerang asing saat ini sedang menjalani seleksi di Stadion Kebun Bunga. Mereka adalah Coy Dong Su asal Korea Selatan dan striker berkebangsaan Iran, Daryoush Ayyoubi. Raja Isa akan memilih satu di antara mereka karena saat ini PSMS sudah punya empat pemain asing.
"Kita memang prioritaskan pemain Asia. Siapa dari keduanya yang dipilih saya belum tentukan. Kemampuan mereka akan kita uji lagi pada laga uji coba, Minggu (11/12) nanti," ujar Raja Isa. (Randy Hutagaol/TribunMedan)
No comments:
Post a Comment