Saturday, April 17, 2010

Kalau Kumpul Pasti Bicarakan Sepak Bola

Mengintip Kegiatan Mantan Punggawa PSMS di Kebun Bunga

PSMS pernah bahkan hingga saat ini masih memiliki nama besar di kancah persepakbolaan nasional. Selain dengan julukan ‘The Killer’ yang pernah disandang, Dan, PSMS juga sebenarnya memiliki sesuatu yang membuatnya beda dari tim sepak bola nasional. Yakni, ikatan mantan pemainnya.

INDRA JULI, Medan

Masih di satu kompleks dengan mes pemain PSMS, tepatnya di sayap kanan Stadion Kebun Bunga Medan dapat kita temui satu bangunan permanen. Bangunan yang juga dilengkapi dengan musalah dan kantin. Tampak beberapa orang berkumpul dengan berbagai aktivitas salah satunya bermain catur. Sekilas memang tidak ada yang istimewa dengan pemandangan tersebut.

Namun gambar enam helai bunga tembakau yang terdapat di dinding bangunan itu memberitahu ada hubungan dengan tim sepak bola kesayangan masyarakat Kota Medan, PSMS. Ya, bangunan itu adalah kantor mantan pemain yang pernah membela PSMS di masa-masa jayanya dulu. Tempat di mana mereka tetap menjaga tali silaturahmi di antara para mantan.

Menurut Juanda, mantan stopper PSMS era 1980-an keberadaan sekretariat mantan PSMS sudah berumur 10 tahun. Gedung itu sendiri dibangun secara swadaya oleh para mantan pemain ketika masih merumput. “Kalau bangunan ini kurang lebih ya, sudah 10 tahun. Dari masa Johar ketua mantan pertama, lanjut ke Gito, Freddy Hutabarat, dan sekarang ini Mail. Setiap hari kita kumpul dan sering juga gelar kegiatan seperti latihan. Ini yang membedakan kita dengan mantan tim lainnya di Indonesia,” ucap Juanda didampingi Amrustian, Rabu (14/4).

Ya, beberapa waktu lalu Sumut Pos melihat ada H Nobon, Abdul Rahman Gurning, Rudi Saari, dan Tumpak Uli Sihite seperti tengah membicarakan sesuatu dalam suasana yang begitu larut. Apalagi mereka yang masih berkecimpung di sepak bola meskipun dengan posisi yang berbeda. “Ya kita kalau kumpul itu pasti membicarakan sepak bola dan perkembangan PSMS pastinya. Karena sebagian besar sudah jadi pelatih, ya saling berbagi pengalaman,” tambahnya.

Korps mantan ini rupanya tidak cuma ngobrol saja. Sekaligus bernostalgia, setiap Minggu pagi mereka menggelar pertandingan persahabatan di Stadion Kebun Bunga. Meskipun sudah lama berlalu, mereka masih bisa menampilkan permainan-permainan hebat melalui kemampuan teknis yang memukau.

Sebagai mantan pelaku di lapangan hijau, mereka pun paham betul bagaimana pembinaan harus terus dilanjutkan. Itu pun mereka wujudkan melalui menggelar turnamen yang berkelanjutan. Salah satunya Piala Speec yang akan digelar 1 Mei mendatang. Begitu juga Jumat (16/4) ini bersama salah satu fans club PSMS, Smeck Hooligan mereka akan menggelar kejuaraan futsal.

“Untuk piala Speec nanti sudah terdaftar 16 tim dengan pemain kelahiran 1995. Ini kita buat untuk mencari bibit berbakat yang nantinya untuk mengisi skuad PSMS di masa yang akan datang. Jadi kita tidak akan kesulitan mencari pemain karena kita juga punya potensi yang besar. Hanya saja kurang diperhatikan,” ketus pria berkepala plontos ini.

Meskipun tidak terlihat, kontribusi para mantan juga tidak sedikit bagi keberadaan PSMS. Dimulai dari pendaftaran di kompetisi Divisi Utama 2009/2010 lalu hingga mempertahankan PSMS tetap di Divisi Utama untuk musim yang akan datang. Seperti yang kita ketahui, di empat sisa laganya PSMS ditangani duet pelatih yang juga mantan pemain yaitu Zulkarnaen Pasaribu dan Amrustian.
Sayang, keberadaan mantan pemain di kepengurusan belum berhasil menyatukan keduanya untuk mengawal PSMS ke depan. Padahal keduanya, pengurus dan mantan bisa saling mengisi. Dan kebersamaan itu pun akan membuat langkah menuju Indonesia Super League (ISL) 2011 mendatang akan berjalan mulus. (*) PSMS akan benar-benar berbeda dengan tim sepak bola lainnya, bahwa PSMS memang tim yang penuh kebersamaan. (*)

1 comment:

faza said...

p+sms= psms...

^_^b