Tekad PSMS mengikuti Liga Primer Indonesia (LPI) sudah bulat. Meski ada ancaman tak boleh berlaga di kejuaraan yang dianggap haram oleh PSSI itu, PSMS bergeming. Malah PSMS berencana ikut dua kompetisi secara bersamaan, LPI dan Divisi Utama.
Hal itu diutarakan Dzulmi Eldin, Ketum PSMS yang juga Wakil Wali Kota Medan, Selasa (21/9). “Kita belum dengar kalau ikut LPI, maka akan dikeluarkan dari kompetisi resmi. Kita akan ikut dua-dua kompetisi itu,” kata Eldin.
Di lapangan, beredar desas-desus bahwa PSMS akan lebih memilih berlaga di LPI. Bahkan jika harus digusur dari Divisi Utama, hal itu tidak akan jadi soal. Ini dikarenakan keyakinan bahwa menggeser klub dari sebuah kompetisi resmi tidak sembarangan. Jadi PSSI tidak boleh sembarangan untuk itu.
“Yang pasti tim sekarang harus siap untuk ikut dua kompetisi sekaligus,” sambung Eldin.
Dan keseriusan ikut LPI terlihat kemarin, saat utusan dari LPI mengunjungi Stadion Kebun Bunga. Ada delapan delegasi yang berkunjung untuk melakukan perbincangan dengan pengurus PSMS.
Salah satu delegasi LPI adalah Yon Moeis. Ia mengatakan, kedatangan tim ke PSMS, adalah untuk memastikan manajerial PSMS baik itu kelengkapan data dan administrasi. Hal itu menyusul kesepatan yang sudah diteken PSMS dengan LPI bahwa PSMS benar-benar akan turun di turnamen itu.
“Kelengkapan administrasi PSMS lengkap semua. Tetapi karena masih acak-acakan, kita akan menurunkan satu orang dari tim kita untuk tinggal dan membereskannya,” ujar Moeis.
Ditambahkan Moeis, PSMS juga harus punya badan yang disebut PT. Hal itu mutlak karena PSMS harus profesional untuk ikut LPI. Lebih tegas lagi, LPI mengharamkan klub mengemis APBD dari pemerintah kota masing-masing.
“Semua klub yang ada dilarang mendapat kucuran dana dari APBD. Semua harus profesional dan mandiri. Untuk itu kita mengucurkan dana untuk klub,” ujar Moeis.
Kehadiran LPI dikatakan Moeis, juga bukan untuk menandingi atau berusaha keluar dari PSSI. Tetapi kehadirannya untuk menciptakan sikap profesional di dunia persepakbolaan tanah air.
Kedatangan tim delegasi LPI ini juga didampingi oleh tim mediasi dari Delloite, sebuah akuntan publik yang fokus ke sepak bola dan telah berkembang di 112 negara. Ini menandakan bahwa LPI benar-benar serius mencipta kompetisi.
Nah, soal kucuran dana yang bakal diterima tim peserta LPI, hingga kini belum begitu jelas. Menurut Moeis, setiap tim akan menerima antar Rp20-27 milyar. Namun jumlah itu akan diberikan secara bertahap. Menyikapi hal itu, Dzulmi Eldin pun mengaku belum tahu pasti. “Soal kucuran dana saya belum tahu pasti,” singkatnya. (ful/mag-5/mag-20/sumutpos)
No comments:
Post a Comment