PSMS Medan akhirnya harus tersingkir dari Liga Super Indonesia (LSI). Pelatih PSMS, Rudi William Keltjes menganggap hal itu sebagai sebuah kekalahan yang objektif dan bukan karena buruknya penampilan punggawa-punggawa Ayam Kinantan saat tampil di babak playoff.
PSMS harus merelakan kursinya di LSI musim depan ditempati oleh Persebaya Surabaya. Itu setelah, di babak play off yang digelar di Stadion Siliwangi, Bandung, Selasa, 30 Juni 2009, Ayam Kinantan keok 5-6 dalam drama adu penalti melawan Persebaya.
Perebutan satu tiket di LSI tersebut harus dilakukan lewat adu penalti setelah kedua tim bermain imbang 1-1 sepanjang 120 menit pertandingan. Gol PSMS dicetak oleh Leonardo Zada dari titik putih penalti pada menit ke-32. Persebaya membalasanya dengan proses yang sama melalui kaki Jairon Feliciano menit ke-86.
"Ini hasil yang obyektif. Bagi kami kalah di babak adu pinalti, lebih karena kondisi masing-masing mental pemain. Bukan organisasi tim secara keseluruhan. Kami punya peluang banyak sepanjang babak kedua, tapi ya itu tadi, kami lemah dalam penyelesaian akhir,” ujar Rudi kepada Artha Tidar, wartawan GOSport usai pertandingan.
PSMS harus melakoni play off untuk mengamankan satu tempat di kasta tertinggi sepakbola nasional setelah hasil buruk yang dicapai di musim lalu. Pada LSI 2008/2009, Ayam Kinantan hanya mampu finish di urutan ke-15 dengan total nilai 31 dari 34 laga.
Nasib yang sama harus dialami Persebaya karena tampil buruk di babak 4 besar kompetisi Divisi Utama. Green Force juga harus berjuang lewat babak play off setelah berada di peringkat ke-4 musim 2008/2009.
No comments:
Post a Comment