Penampilan PSMS Medan tak kunjung membaik di putaran kedua Liga Super Indonesia (LSI) 2008/2009. Namun, pengelola PSMS Medan Sihar Sitorus berjanji akan tetap bertahan hingga musim ini berakhir.
Penampilan PSMS Medan di putaran kedua Liga Super Indonesia (LSI) 2008/2009 tidak berjalan mulus. Sejak mengawali kiprahnya di putaran kedua, PSMS baru menang sekali, yakni saat bertemu Persik Kediri.
Pada pertandingan yang digelar di Stadion Siliwangi, Bandung, 8 Februari 2009 itu, PSMS unggul tipis 2-1. Selebihnya, PSMS hanya mampu meraih hasil maksimal seri baik di kandang maupun tandang.
Buruknya penampilan PSMS ini sempat membuat berang Sihar dan berencana untuk hengkang di tengah jalan. Namun belakangan belakangan, Sihar menarik omongannya dan berjanji akan tetap bertahan di PSMS hingga musim ini berakhir.
Sihar menilai buruknya penampilan PSMS di putaran kedua tak hanya karena masalah teknis saja. Namun yang utama justru jadwal kompetisi yang masih tumpang tindih. Apalagi timnya musim ini harus bermain di tiga even, yakni LSI, Copa Indonesia, dan AFC Cup 2009.
"Saya sangat kecewa dengan penyelenggara kompetisi di Indonesia. Jelas sekali, lantaran jadwal dan persiapan kompetisi yang tidak profesional, klub menjadi korban," kata Sihar kepada Artha Tidar, wartawan GOSport, Senin, 9 Maret 2009.
Sihar mengaku sudah berusaha untuk mengganti pemain dengan pemain berkualitas. Sayang, semuanya berantakan karena kacaunya jadwal kompetisi. "Akibatnya, klub jadi korban, karena penyesuaian jadwal yang selalu berubah. Ini kan berimbas kepada pengeluaran dan biaya,” kata Sihar.
Mengenai keinginan mundur yang sempat terlontar, Sihar mengakuinya sebagai ungkapan kekesalan atas buruknya jadwal kompetisi yang ada. “Itu sebenarnya hanya ungkapan rasa kecewa saya dengan kondisi tim yang jadi korban kompetisi yang tidak jelas ini. Bukan sesuatu yang serius," kata Sihar.
Pengeluaran PSMS Membengkak
Perubahan jadwal kompetisi telah membuat kantong Sihar 'bolong'. Pasalnya, anggaran yang dikeluarkan untuk membiayai timnya semakin bengkak. Apalagi, Sihar mengaku belum pernah menerima uang ganti rugi dari Badan Liga Indonesia (BLI) atas perubahan jadwal yang melibatkan PSMS.
Menghadapi kondisi ini, Sihar sebenarnya kaget. Meski sudah menghitung sejak awal resiko menjadi pengelola klub di kompetisi nasional, Sihar mengaku tidak menyangka dengan berbagai kejadian dalam kompetisi Indonesia yang kerap merugikan tim.
“Saya memang baru masuk di liga Indonesia. Saya juga sudah menghitung resikonya. Tapi, jujur, saya makin terkejut, ketika mengalami fenomena betapa sulitnya mengikuti kepastian jadwal liga,” kata Sihar.
"Sampai saat ini, saya belum pernah menerima kompensasi dari PSSI atau Badan Liga Indonesia (BLI), gara-gara tim nggak jadi tampil karena jadwal pertandingan mundur. Padahal, pengeluaran tim kan terus membengkak.”Sihar Sitorus, Manajer PSMS Medan
VIVAnews - Penampilan PSMS Medan tak kunjung membaik di putaran kedua Liga Super Indonesia (LSI) 2008/2009. Namun, pengelola PSMS Medan Sihar Sitorus berjanji akan tetap bertahan hingga musim ini berakhir.
Penampilan PSMS Medan di putaran kedua Liga Super Indonesia (LSI) 2008/2009 tidak berjalan mulus. Sejak mengawali kiprahnya di putaran kedua, PSMS baru menang sekali, yakni saat bertemu Persik Kediri.
Pada pertandingan yang digelar di Stadion Siliwangi, Bandung, 8 Februari 2009 itu, PSMS unggul tipis 2-1. Selebihnya, PSMS hanya mampu meraih hasil maksimal seri baik di kandang maupun tandang.
Buruknya penampilan PSMS ini sempat membuat berang Sihar dan berencana untuk hengkang di tengah jalan. Namun belakangan belakangan, Sihar menarik omongannya dan berjanji akan tetap bertahan di PSMS hingga musim ini berakhir.
Sihar menilai buruknya penampilan PSMS di putaran kedua tak hanya karena masalah teknis saja. Namun yang utama justru jadwal kompetisi yang masih tumpang tindih. Apalagi timnya musim ini harus bermain di tiga even, yakni LSI, Copa Indonesia, dan AFC Cup 2009.
"Saya sangat kecewa dengan penyelenggara kompetisi di Indonesia. Jelas sekali, lantaran jadwal dan persiapan kompetisi yang tidak profesional, klub menjadi korban," kata Sihar kepada Artha Tidar, wartawan GOSport, Senin, 9 Maret 2009.
Sihar mengaku sudah berusaha untuk mengganti pemain dengan pemain berkualitas. Sayang, semuanya berantakan karena kacaunya jadwal kompetisi. "Akibatnya, klub jadi korban, karena penyesuaian jadwal yang selalu berubah. Ini kan berimbas kepada pengeluaran dan biaya,” kata Sihar.
Mengenai keinginan mundur yang sempat terlontar, Sihar mengakuinya sebagai ungkapan kekesalan atas buruknya jadwal kompetisi yang ada. “Itu sebenarnya hanya ungkapan rasa kecewa saya dengan kondisi tim yang jadi korban kompetisi yang tidak jelas ini. Bukan sesuatu yang serius," kata Sihar.
Pengeluaran PSMS Membengkak
Perubahan jadwal kompetisi telah membuat kantong Sihar 'bolong'. Pasalnya, anggaran yang dikeluarkan untuk membiayai timnya semakin bengkak. Apalagi, Sihar mengaku belum pernah menerima uang ganti rugi dari Badan Liga Indonesia (BLI) atas perubahan jadwal yang melibatkan PSMS.
Menghadapi kondisi ini, Sihar sebenarnya kaget. Meski sudah menghitung sejak awal resiko menjadi pengelola klub di kompetisi nasional, Sihar mengaku tidak menyangka dengan berbagai kejadian dalam kompetisi Indonesia yang kerap merugikan tim.
“Saya memang baru masuk di liga Indonesia. Saya juga sudah menghitung resikonya. Tapi, jujur, saya makin terkejut, ketika mengalami fenomena betapa sulitnya mengikuti kepastian jadwal liga,” kata Sihar.
"Sampai saat ini, saya belum pernah menerima kompensasi dari PSSI atau Badan Liga Indonesia (BLI), gara-gara tim nggak jadi tampil karena jadwal pertandingan mundur. Padahal, pengeluaran tim kan terus membengkak.”
No comments:
Post a Comment